Juventus dan selalu kekalahan di final Liga Champion Eropa

Sabtu, 03 Juni 2017

aku benci mengatakan ini, tetapi kenapa harus selalu juventus, tim yang selalu dipecundangi lawan dan tersiksa di banyak kesempatan, tidak pernah lagi juara UCL sejak berpuluh tahun yang lalu, hanya juara dua kali dan sangat menyedihkannya kalah dari tim sampah seperti intermerda, kenapa harus juventus yang selalu menderita dan tidak pernah menang jika sudah masuk final di UCL kenapa, aku sungguh kecewa dengan Juventus lebih kecewa lagi dengan wasit yang selalu tidak menguntungkan juventus terutama jika juventus sudah masuk di final UCL.
di italia tim ini selalu juara serie A berturut turut sejak bertahun tahun yang lalu, namun prestasi itu harus tercoreng moreng dengan jebakan skandal calciopoli yang dibuat oleh intermilan untuk membunuh karakter dan nama besar juventus selamanya, sehingga juventus menjadi tim yang masuk serie B dan itu sungguh cacat sejarah yang tidak bisa diperbaiki lagi, kenapa harus juventus., sekali lagi kenapa harus juventus, ingin sekali aku membakar seluruh italia karena ketidak tahu dirian penduduk italia terutama fans intermerda yang tidak tahu diri dan tidak tau malu, betapa jasa besar juventus untuk italia di pentas piala dunia dan UCL. tapi itu semua seperti menguap begitu saja tanpa penghargaan berarti.
aku mulai sekarang sudah malas melihat sepak bola, lebih baik aku mati saja

Minggu, 20 November 2016

Kita hidup dari rahim kebebasan, tidak ada yang boleh mengekang kebebaaan kita untuk bicara, berpendapat dan berkumpul..

Tubuh Perempuan Desa

Rabu, 18 Mei 2016

“Ini adalah kisah tentang anak perempuan di sebuah desa tandus yang bernama Nglebak, Blora, Jawa Tengah. Pengalaman saya menjadi relawan pengajar selama 4 tahun di desa tersebut, mendorong saya untuk menuliskan kisah ini. Kisah tentang nasib anak perempuan di pulau Jawa yang masih tertinggal.  Berpendidikan rendah, dan tubuh yang kemudian menjadi aset yang diperjualbelikan.”


Saya menjadi tertegun, saat seorang anak didik saya mengakui bahwa dirinya tengah hamil dengan laki – laki yang lebih dewasa darinya. Padahal usianya saat itu masih 14 tahun serta masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Ini yang membuatnya berhenti sekolah. Ternyata ini tidak hanya terjadi pada anak didik saya saja, tetapi juga terjadi pada sebagian besar anak perempuan di desa ini.


Lingkungan yang Tak Bersahabat pada Perempuan

Adalah mata pelajaran Tehnik Informasi Komputer, atau disingkat TIK, itulah tugas mengajar saya. Meskipun sekolah tersebut tidak memiliki computer tetapi Ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana mengimajinasikan bahan ajar tanpa adanya alat ajar, inilah Indonesia. Selain itu, saya juga mengajar mata pelajaran seni budaya, ini adalah kesukaan saya.  

Iya saat itu saya berkesempatan menjadi relawan pengajar di sebuah sekolah bertempat di desa Nglebak Kabupaten Blora. Desa ini terletak di pegunungan kapur yang tandus dan membentang dari Ngawi hingga ke Jawa Tengah, walaupun masih ada rerimbunan pepohonan yang mengelilingi desa ini.

Namun apabila musim penghujan berhenti, air sungai mengering begitu juga dengan air di sumur – sumur penduduk desa. Lahan desa yang luas hanya bisa ditanami oleh tanaman Jati, itupun bukan milik penduduk tetapi milik PERHUTANI. Sebuah perusahaan umum milik negara yang selalu menggunakan dalih bagi hasil kemitraan meskipun nyatanya, tidak demikian.

Sulitnya lahan dijadikan lahan pertanian mendorong penduduk di desa Nglebak lebih banyak bermata pencaharian sebagai penambang pasir di daerah aliran sungai, dengan pendapatan dibawah UMR. Ya paling hanya bisa untuk makan. Saya sebenarnya khawatir lama kelamaan ini akan merusak kondisi alam di daerah aliran sungai itu. Namun perlu upaya keras untuk mengubahnya apalagi dengan keterbatasan saya.

Lingkungan yang tak bersahabat inilah yang membuat penduduk disana, terutama para perempuan minim punya akses di tanah pertanian. Padahal jika tanah pertanian bisa digarap perempuan, kondisi ekonomi mereka akan lebih baik.


Tubuh Perempuan sebagai Aset
Bagi sebagian penduduk lainnya, mereka akhirnya akan lebih memilih merantau ke kota dengan berbekal pendidikan dan keahlian seadanya. Tidak sedikit perempuan diantaranya terjebak dalam pelacuran.

Iya  memang tingkat pendidikan di desa Nglebak sangat rendah, sangat sedikit yang menempuh pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas. Apalagi anak perempuan, berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja itu sudah cukup.

Bagi mereka untuk apa anak perempuan bersekolah tinggi, toh juga akan beraktifitas di dalam rumah untuk melayani suami dan keluarganya.

Sebagian dari mereka menganggap tubuh anak perempuan adalah aset yang dapat menghasilkan uang. Beberapa diantaranya telah menjadi korban dari tuan – tuan tanah, dengan menjadikannya sinden sekaligus penjaja hasrat seksual.

Ada kebanggaan dari keluarga jika anaknya bisa menghasilkan uang yang banyak dari menyinden tersebut meskipun usianya masih belia sekitar 12 tahunan. Sebab bisa mengangkat kesejahteraan keluarganya. Sayapun teringat dengan cerita novel berjudul ronggeng dukuh paruk yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Ternyata kisah novel itu ada di dalam dunia nyata yang telah saya saksikan

Yang membuat saya semakin gusar adalah aktifitas seksual yang dilakukan oleh anak perempuan sudah menjadi pewajaran. Mereka bisa melakukannya dimana saja seperti di kebun, di hutan atau di rumah. Bahkan sudah lumrah jika seorang laki – laki dewasa bersama – sama tinggal dengan seorang anak perempuan di rumah.

Bagi saya bukan soal ketabuannya tetapi terkait dengan kesehatan reproduksi anak perempuan tersebut yang belum matang apabila terjadi kehamilan nanti. Bahkan laki – laki tersebut akan mendapatkan pujian jika anak perempuan tersebut hamil

Belum lagi potensi kekerasan yang akan terjadi pada perempuan. Kuatnya tradisi Samin di sekitar desa tersebut dimaknai berbeda dalam kehidupan domestik. Perempuan tidak boleh melawan apabila terjadi kekerasan pada dirinya. Padahal Samin Suryosentiko, orang yang pertamakali menerapkan tradisi masyarakat Samin menerapkan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda dengan tidak membayar pajak/upeti seperti yang dimintakan.

Perempuan seperti benda, yang tidak memiliki jiwa untuk memilih dan bebas menentukan untuk dirinya sendiri.


Perempuan Harus Sekolah
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di desa Nglebak. Tenaga ajar yang minim, pendidikan kesehatan reproduksi usia dini dan akses pendidikan yang belum mengakomodir kebutuhan masyarakat menjadi prioritas permasalahan yang harus segera diatasi. Karena pendidikan bagi masyarakat di desa ini akan membebaskan mereka dari tradisi yang menjerat perempuan. Perempuan tak boleh sekolah tinggi, harus di rumah, bekerja menghasilkan uang sebagai penjaja seksual. Dan orangtua yang bangga dengan anak perempuannya karena bisa menghasilkan uang. Mereka tak memikirkan keinginan anak perempuan, kesehatan reproduksinya dan hidupnya kelak. Seolah jika sudah beranjak dewasa, anak-anak perempuan adalah tanggungjawab suami atau laki-laki yang menghamilinya.

Persoalan lain, anak-anak perempuan seolah diberikan ruang untuk masuk ke dunia prostitusi anak karena mereka akan menghasilkan uang bagi keluarganya. Uang selain akan membuat ekonomi keluarga lebih baik, juga seolah sebagai tradisi bahwa ‘anak perempuannya sudah berhasil’ membawa uang untuk keluarga. Ini merupakan tradisi kebanggaan yang menjerat perempuan.
Disinilah kita melihat tubuh perempuan digunakan sebagai aset. Tak boleh sekolah tinggi, tak punya akses ekonomi dan akhirnya tubuh sebagai aset jual beli.

Saya-pun berpikir mengapa kondisi perempuan di desa pulau Jawa saja seperti ini, yang katanya lebih dekat dengan pusat kebijakan kesejahteraan? Ini seolah sudah seperti cerita klasik yang sudah sering kita baca dan lihat.

Bagaimana  kisah anak perempuan di desa – desa yang berada di pelosok luar pulau Jawa? Apakah sama? Ataukah lebih buruk lagi kondisinya? Ini terus menerus menjadi pertanyaan yang mengusik saya.


(Foto: langitperempuan.com)


*Sofyan Wimbo, adalah mahasiswa pascasarjana Pidana Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah.

this heart

Sabtu, 01 Agustus 2015

wanita suka kehangatan sementara hatiku begitu dingin seperti gunung salju.. tidak ada seorang wanita yang rela mendaki gunung salju dan tinggal dalam kedinginan yang membunuh, sunyi dan membosankan... it's me masihkah kau mencintaiku, pergilah jauh, sebelum terlambat, sebelum hidupmu menjadi sesalan

Jangan Fokus Pada Masalah

Senin, 27 Oktober 2014

ketikakita dirundung masalah , kita selalu melalui nya dengan kebanyakan perasaan sedih dan termenung dan mengisi hari dengan murung seolah dunia ini sudah habis dan tidak lagi berguna, namun jika kita mengakui punya tuhan dan menjadi orang yang beriman tentu kita tidak akan berlarut-larut dalam menjalani kemurungan itu, ingat ada jalan keluar, setiap badai pasti memiliki akhir, setiap start pasti ada finish, setiap kemarau pasti ada hujan, dan setiap kejahatan pasti kalah oleh kebaikan, jangan fokus pada masalah dan terus memikirkannya tetapi berpalinglah, alihkanlah pandanganmu kepada sesuatu yang lain yang akan membuatmu lebih tenang dan menemukan jalan keluar, jalan satu0satunya yang paling terang dan tuntas, yaitu berpaling kepada Allah, mengalihkan pandangan kita kepada Allah maka Allah akan buka jalan, dan memberi kita solusi dan ketenangan, jalan keluar dan keberkahan hidup, jangan menceritakan masalah kita kepda orang lain, misalnya kita dihina atau disakiti orang, kita harus segera melupakan itu dan memaafkan segera agar hati kita tenang dan tenteram dan tidak lagi menghadapi kerisauan yang akan membuat kesehatan kita menurun dan merugikan kita sendiri, karena jika kita ceritakan masalah itu tadi kepada orang lain maka akan timbul lagi sakit hati dan rasa benci yang kembali terbuka, dan tidak akan sembuh-sembuh, ibarat menyiram luka dengan air cuka, justru jika kita mau menyadari sebenarnya fitnah, tindak aniaya dan kekejaman yang dilakukan orang lain kepada kita adalah kendaraan yang dibuat Allah untuk kita untuk mencapai apa yang sebenarnya kita inginkan, rencana besar Allah kepada kita untuk menguji seberapa besar kemauan kita untuk menerima anugerah yang besar, kita lihat bagaimana yusuf, seorang Nabi yang kemudian benar-benar menjadi raja mesir setelah melalui penderitaan, dia dibawa saudara-saudaranya yang iri kedalam perburuan yang penuh intrik kemudian dia dicemplungkan kedalam sumur, dari situ dia dijual seorang musafir ke kota mesir, sebenarnya hal itu bukanlah hal yang buruk, karena yusuf sebenarnya tengah diperjalankan oleh Allah kearah tujuan hidupnya dan tujuan besar Allah kepadanya untuk menjadikannya pemimpin mesir, pahamilah kisah yusuf maka engkau akan sadar betapa masalah dan perlakuan orang kepadamu yang terlihat buruk dan nasib yang sering kali engkau anggap nasib buruk sebenarnya banyak kebaikan didalamnya, kuncinya jangan berfokus pada masalah namun lihatlah berkah dan hikmah dibalik itu, jangan fokus pada masalah tetapi fokuslah kepada Allah, ketika pikiranmu mulai terasa berat dan buntu oleh masalah yang seolah berat dan buntu, tinggalkanlah itu dan alihkanlah pandanganmu kepada Allah.

Pendidikan Indonesia dan Kebobrokan para guru

Selasa, 28 Januari 2014

indonesia negara seribu pulau dan seribu kekayaan yang tidak pernah habis apabila dihisab seribu tahun lagi pun, namun tidak ada yang menyangka negara seperti ini malah mengalami hidup yang sangat mengerikan sengsara dan tidak berbudaya walaupun slogan-slogannya sangat berbudaya, negara ini telah jatuh dalam kehidupan tidak jelas dan masuk dalam lubang hina yang menganga dan terus melebar dan tidak sengaja dicari pemecahannya, seperti saat ini marak dimana pendidikan menjadi sasaran tembak yang marak disemua hal dan media baik cetak maupun televisi, guru sebenarnya memang inti dari baik atau tidaknya suatu sistem pendidikan saat ini, jika guru nya baik maka akan sangat baiklah murid dan kualitas pendidikan di negara ini, negara ini telah saalah pendidikannya sejak geger tahun 1965 dimana banyak guru yang cerdas dan berintegrasi telah di hapus dari daftar warga negara dan dikirim ke tempat tempat pembantaian yang kejam tanpa diadili sekalipun, sehingga banyak kisah yang mengatakan setelah peristiwa pembantaian itu pemerintah bingung untuk mencari guru-guru pengganti untuk menggantikan banyaknya guru-guru yang telah dibunuh oleh pemerintah tadi secara massal tanpa pengadilan hanya berdasarkan asumsi dan asal tuduh dan tidak jarang sseseorang bijak pun harus ikut dibunuh hanya karena alasan dendam dan kebencian. kita tidak mendudkung komunisme atau guru-guru yang menganut ideologi komunis, tetapi kebecian yang berlebihan dan tanpa alasan pada suatu golongan tanpa alasan yang jelas telah membuat petaka pendidikan yang parah sehingga mereka para guru sekolah yang tidak terlibat komunisme dan pemberontakan 1965 pun akhirnya ikut dimusnakan dan membuat akhirnya pemerintah sendiri yang bingung, sehingga sejak saat itu diangkat guru dari berbagai kalangan dengan cara asal-asalan sehingga saat itu mereka para murid sma atau smp bisa menjadi guru untuk sekolah yang tingkatnya lebih rendah, murid sma menjadi guru smp, sementara murid smp menjadi guru sd, sehingga bagaimana kualitas -pendidikan menjadi baik, lebih baik pun tidak mungkin, karena guru haruslah dipilih dari orang yang benar-benar bijak, berpengalaman dan bukan orang yang labil dan amatir sebagaimana mental anak-anak lulusan sma atau smp. akhirnya hari ini kita bisa lihat guru-guru yang hanya suka guyon dan lelucon didalam kelas, dikantor dan saat mengerjakan tugas sekalipun, mereka tidak punya integritas, dan bodoh, serta yang parah sebagaaaimana pemkiran orang yang labil dan amatir mereka hanya berpikiran mesum baik yang guru laki maupun perempuan, sehingga jangan heran saat ini selain polisi dan pns, guru juga melakukan banyak sekali tindakan asusila dan amoral, perselingkuhan dan pencabulan, baik pada rekan maupun pada muridnya. saran yang paling benar saat ini adalah, jangan sekolahkan anak-anak di sekolah umum yang tidak jelas integritas dan kebijaksanaan para gurunya.

Pluralisme hanyalah kesesatan

Rabu, 15 Januari 2014

saya sudah sangat muak dengan yang namanya pluralisme karena itu adalah sebuah pemahaman sesat dari cabang zionisme, kita terlampau mudah terpukau dengan tokoh tokoh yang ada dan mempercayai semua yang mereka katakan tentang demokrasi dan pluralisme, padahal mereka sama sekali tidak paham kalau itu semua sengaja digaung-gaungkan setiap saat untuk membius kita sehingga menjadi insan yang akan mudah dibodohi dan menjadi budak mereka untuk menjarah uang kita melalui sistem mereka yang kita akhirnya menjadi percaya, perjuangan kita memang tidak mudah, kita harus tabah walaupun sendirian dalam kebenaran, seperti kata Muhtar Lubis pimpinan koran Indonesia Raya yang dibredel oleh pemerintah orde baru karena dianggap memprovokasi massa untuk melancarkan gerakan MALARI, Muhtar Lubis berkata "berkompromi dengan penguasa sama saja mengaku bersalah"